Cari Blog Ini

Puisi Sapardi Djoko Damono Yang Terkenal

Sapardi Djoko Damono Seorang Penyair Terkenal Indonesia
Sapardi Djoko Damono Seorang Penyair Terkenal Indonesia

    Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono merupakan seorang penyair yang sudah banyak dikenal oleh kalangan masyarakat Nusantara. Karya yang berhasil ditulis dan disampaikan oleh seorang penyair satu ini mampu membuat seluruh pembaca ataupun pendengar tersentuh oleh setiap kata yang terucap. Karya yang berhasil dibuat oleh pak Sapardi Djoko Damono disampaikan dengan kalimat-kalimat yang sederhana namun mengandung nikmat yang sangat berarti di dalamnya. Karyanya mulai banyak dikenal oleh masyarakat sejak beliau berumur 17 tahun. Pada umur ini pak Sapardi Djoko Damono sudah mampu mempersembahkan karyanya yang dikenal oleh masyarakat. 
    Karya yang banyak dikenal oleh masyarakat seperti Aku Ingin, Yang Fana Adalah Waktu, Hujan Bulan Juni, Perahu Kertas, Pada Suatu Hari Nanti dan masih banyak lagi karya yang berhasil diciptakan oleh Pak Sapardi Djoko Damono.

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Yang Fana Adalah Waktu

Yang fana adalah waktu. 
Kita abadi memungut detik demi detik, 
merangkainya seperti bunga 
sampai pada suatu hari 
kita lupa untuk apa 
"Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?" tanyamu. 
Kita abadi.

Hujan Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni.
Dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu.
Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni.
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu.
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni.
Dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu.

Perahu Kertas

Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan kau layarkan di tepi kali; 
alirnya sangat tenang, dan perahumu bergoyang menuju lautan.
"Ia akan singgah di bandar-bandar besar," kata seorang lelaki tua. 
Kau sangat gembira, pulang dengan ber-bagai gambar warna-warni di kepala. 
Sejak itu kaupun menunggu kalau-kalau ada kabar dari perahu 
yang tak pernah lepas dari rindumu itu.
Akhirnya kau dengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya,
"Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah banjir besar dan kini terdampar di sebuah bukit."

Pada Suatu Hari Nanti

"Pada suatu hari nanti,
jasadku tak akan ada lagi,
tapi dalam bait-bait sajak ini,
kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
suaraku tak terdengar lagi,
tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
pada suatu hari nanti,
impianku pun tak dikenal lagi,
namun di sela-sela huruf sajak ini,
kau tak akan letih-letihnya kucari"

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Puisi Sapardi Djoko Damono Yang Terkenal "

Posting Komentar